Can You Hear Me??? [FLASHFICT]


Hanya dia yang dapat mendengar suaranya sendiri. Berkali-kali teriakan dikeluarkan, namun tiada seorang pun yang mendengar.
Bukan! Mereka tiada yang tuli. Alat pendengarnya sehat semua.

Dia seperti orang bisu, mulutnya bergerak tapi tak ada sepatah kata yang didengar orang sekitar.
Dia bisu??

Suaranya dipatahkan oleh suara lain. Teriakanya dipatahkan oleh suara lain. Bisa dikatakan suasana sekitar memang ramai. Jadilah suaranya tak dapat terdengar.
Bukan karna dia bisu.

Dia terus berteriak memanggil-manggil seseorang di tengah kerumunan. Terus memanggil tapi tak dapat tanggapan sama sekali.

Seorang lelaki di belakang "dia" menatap kasihan. Lelaki itu saja yang berada di belakang pas tak sanggup mendengar, apalagi yang jauh, tepatnya pada orang yang terus sosok "dia" panggil.

Rasa iba kian membesar pada diri lelaki tersebut. Lantas lelaki itu tepuk bahu sosok "dia" keras.

"Mbak, percuma teriak-teriak di stadion," ucapnya mengingatkan.

"Hahh?"

Ah, biarlah. Dia pun tak mendengar.

Komentar

  1. Faranggi Eva Lutvika04 Mei, 2016 14:28

    Ini pasti lg teriak-teriak di stadion pas konsel 8 bidadari hehe

    BalasHapus
  2. ARENA BERISIK04 Mei, 2016 14:38

    .wah gg tau gue magdsud judulnya itu apa gg tau bhsa inggris soalnya....

    BalasHapus
  3. Wardah amelia shugra04 Mei, 2016 20:19

    Yang dia teriakin yang tampil distadio yah?

    BalasHapus
  4. Biar ane tebak. Pasti dia teriaki wasitnya. "Wasit go#lok, pelanggaran itu. Gigi kuning, eh kartu kuning."

    BalasHapus
  5. Ainuen Nadhifah05 Mei, 2016 12:35

    Hahaha, lucu semua. Wkwkwk. Sebenarnya itu lagi nonton pertandingan sepak bola. Tapi kalau itu pun juga tak masalah.
    Arti dari can you hear me itu dapatkah kamu mendengarku.
    dia bukan lagi neriakin wasit atau yg tampil di stadion. Tapi neriakin temenya yg ada ditengah kerumunan seperti dia namun jaraknya lumayan jauh. Hehe, terimakasih sudah berkomentar.

    BalasHapus
  6. Doni Otawandi05 Mei, 2016 13:22

    Kunjungan siang, mampir ya ke blog ane

    BalasHapus

Posting Komentar