"Ramadhan, Bro!!"
Seraya menepuk bahu teman yang sedang melamun memandang langit yang bertabur bintang.
"Apaan sih? Tepuk-tepuk segala. Iyaaa gw tahu jika besok Ramadhan."
"Lu, kok kaya gak seneng gitu sih? Di bulan ini kan sesuatu yang suka mengganggu kita dalam beribadah kepadaNYA akan dikurung oleh sang Maha Kuasa."
"Gw, seneng kok. Sebenarnya dari tadi ada yg ngeganjel di hati."
"Emang apa yang ngeganjel? Udahlah, ayo kita teriakkan kalimat 'Good bye setan'. Kita utarakan rasa seneng kita."
"Nggak ah, males. Ngapain tereak malam-malam. Kasihan sama orang yang sudah terlelap. Lagi pula, setan yang biasanya suka gangguin kita itu memang akan pergi, dikurung oleh ALLAH SWT, tapi nantinya akan ada kedatangan setan dalam wujud lain, tidak seperti biasanya. Dan setan itu menyerupai kita."
"Maksudnya?"
"Setan yg datang itu bisa kita sendiri, jikalau kitanya berbuat suatu hal yg melanggar perintahnya. So. . ."
"Nggak jadi good bye setan, dong?"
Koreksi gan.
BalasHapusDalam bagian ke 4 ,sebenasnya / sebenarnya!
Ah, tankyu sop. Akan saya edit.
BalasHapusBulan puasa setan emang dibelenggu, tapi kebiasaan kita yang suka nurutin bisikan setan kadang kebawa juga dan udah mendarah daging. Naudzubillah.
BalasHapusHobi kita sama suka nulis dan baca.
BalasHapusJangan lupa kunbalnya ne,,!!
Dan follback karena sudah di follow.
meski ramadhan, mereka yg udah dikunci sama setan, tetep ndak menutup kemungkinan bakal berbuat dosa..
BalasHapusNah, itu!!
BalasHapusJelmaan setan yang nggk bisa dikurung kayaknya :grin: kamu ini, suka tepat bikin flashfiction-nya. Keep writing, ya!
BalasHapusBula puasa mana ada setan;)
BalasHapusMbak XX apah?? Saya setanya??
BalasHapus@Sudrajat, you are so annoying!!